Gedung Marba, Mengadopsi Arsitektur Tropis Hindia Belanda

Sabtu, 02 Juni 2018 : 18.04
GEDUNG MARBA merupaan dalah satu properti peninggalan zaman kolonial Belanda di Semarang. Lokasinya di salah satu sudut Kota Lama atau tepatnya berada di seberang Taman Srigunting Jl. Letjen Suprapto 33 Semarang.

Gedung yang dibangun pada Abad XIX ini memiliki dua lantai dan dindingnya memiliki ketebalan sekitar 20 cm. Pembangunan gedung ini diprakarsai Marta Badjunet, seorang warga negara Yaman.

Ia adalah seorang saudagar kaya pada zaman itu. Untuk mengenang jasanya, bangunan kuno ini di namai dari akronim namanya 'Marba'. Dulu gedung ini difungsikan sebagai kantor usaha pelayaran, Ekspedisi Muatan Kapal Laut / EMKL.

Selain itu gedung ini pernah difungsikan sebagai toko modern satu-satunya pada saat itu, De Zeikel. Setelah pensiun, perusahaan pelayarannya dipegang oleh anaknya, Marzuki Bawazir.

Dilihat dari ornamen dekorasinya, bangunan ini mulai meninggalkan gaya neoklasik dan mengadopsi arsitektur tropis Hindia Belanda. Material bata, kayu, dan sedikit besi tuang menjadi ciri khas bangunan ini.

Setiap elemen seperti kolom dan jendela memiliki bentuk yang simetri dan tertata. Jika dibayangkan, pada zamannya Gedung Marba merupakan salah satu bangunan termegah. (Sumber: situsbudaya.id)

Saat ini 0 komentar :

Rekomendasi

Berita Utama

Copyright © 2018 inisemarang.com - All Rights Reserved